Rabu, 07 Desember 2016

Akulturasi antara Bahasa Sunda dan Bahasa Bekasi

Akulturasi Mesra  antara Bahasa Sunda dan Bahasa Bekasi
Oleh: Iis Nia Daniar

Jika dilihat dari sejarah wilayah Bekasi, sebelum tahun 1949 Bekasi masuk ke wilayah Provinsi Jakarta, dan pada tahun 1950 berdasarkan Undang-Undang No.14 Tahun 1950 Bekasi masuk wilayah Provinsi Jawa Barat. Faktanya Bekasi secara administratif pemerintahan baik kota, maupun kabupaten berada di wilayah Provinsi Jawa Barat  didominasi oleh budaya Sunda. Kondisi ini semakin memosisikan bahasa Melayu Bekasi menjadi amat penting keberadaannya sebagai bagian interaksi budaya dan bahasa yang berkembang di Jawa Barat. (Ensiklopedia Bekasi,)
Kemiripan bahasa Bekasi dengan bahasa Sunda sebagai akibat akulturasi bahasa ini merupakan kondisi nyata dan menarik untuk dilakukan penelitian kebahasaan secara lebih cermat dan mendalam. Akulturasi adalah suatu pencampuran atau persatuan dua budaya yang masih mempertahankan cirinya masing-masing. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia:

“ akulturasi akul·tu·ra·si/ n 1 percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling mempengaruhi: candi-candi yang ada sekarang merupakan bukti adanya -- antara kebudayaan Indonesia dan kebudayaan India; 2 Antr proses masuknya pengaruh kebudayaan asing dalam suatu masyarakat, sebagian menyerap secara selektif sedikit atau banyak unsur kebudayaan asing itu, dan sebagian berusaha menolak pengaruh itu; 3 Ling proses atau hasil pertemuan kebudayaan atau bahasa di antara anggota dua masyarakat bahasa, ditandai oleh peminjaman atau bilingualisme.”

Akulturasi antara bahasa Sunda dan bahasa Bekasi perwujudannya sebagai berikut.
kata bahasa Sunda yang memiliki makna sama  dengan bahasa Bekasi secara keseluruhan tanpa mengubah lafal atau ejaan, contoh: awak, bae, bejad, cekel, gebah, pinter, udag, getol, gaplok, dan lain-lain.
Kata dalam bahasa Sunda  ejaan atau cara penulisannya hampir sama dengan bahasa Bekasi. Kondisi kata tersebut  dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
kata dasar, contoh: dingke dan kata dasar jengke
kata ulang (reduplikasi), contoh: tetaekan dan kata tataekan (dwipurwa), deg-degan dan kata dag-dig-dug (trilingga)
kata berimbuhan, contoh: begawe dan kata digawe, gegerawakan dan kata gogorowokan.
Dengan demikian,  jika dilihat dari perwujudan kata di atas,  dapat dikatakan antara bahasa Bekasi dan bahasa Sunda menjalin hubungan yang mesra.  Entah siapa memengaruhi siapa,  kenyataan menunjukkan demikian.