Dendam Cinta
“Kanda Arjuna dengarkanlah degup jantung Dinda, rapatkanlah telinga sebelah kananmu pada dadaku dan rasakanlah ‘dag dug dig … dig dag dug’ terang tersimak.” Rayu Banowati di Taman Sari melelehkan bebuliran bening di sesudut mataku.
Persuaan diam-diammu dengan Arjunaku menjengahkan kelopak-kelopak bunga setaman hatiku hingga gugur terpanggang api kecemburuan.
Namun, kata cinta dan rindu terlanjur terpatri dan takbertepi, rintihan keperihan akan kasih terhenti karena Banowati sampai mati kusimpan di jelaga relung sukma terdalam.
Ingatlah Dendam cinta akan teruahkan di saat jelagaku telah terpenuhi derita takberkesudahan!
Arjunaku jika aku tak bisa merengkuhmu, Banowati pun tak akan pernah bisa menyenggamaimu di sepanjang gulita malam pada langit Hastina.
Bekasi, 21-02-2016