Kamis, 11 Februari 2016

Lanjutan Antara Setia dan Berahi

Lanjutan: Antara Setia dan Birahi

Anjani masih menangisi nasibnya sampai malam-malam berikutnya, dan itu sudah berlangsung 3 purnama. Tubuhnya yang dulu berisi kini sudah tulang berbalut kulit. Airmatanya sudah kerontang hingga yang ada hanya tatapan kosong mengiringi suara tangisnya. Kedua kakinya terpasung. Aroma bunga melati dari tubuhnya telah berubah menjadi aroma bunga bangkai.

"Jaka, bilakah kaudengar tangisku." Hati Anjani berbisik.

"Tahukah engkau pujaan hatiku, kini aku terpasung karena cinta semumu?" Guratan-guratan di wajahnya memancarkan konflik batin yang mendalam.

"Hadirmu meluluhlantakkan segala keyakinanku tentang kesetiaan dan pengorbanan tanpa batas akan berbuah sorgaloka." Berteriak keras Anjani dalam klimaks kekalutannya.

Sementara Jaka masih bergumung dengan siksa dan penjaranya karena egonya mempertahankan kasih dengan Anjani, sedangkan keduanya sudah taklagi lajang. Derita yang dia alami takpernah sampai ke telinga Anjani, sebaliknya Jaka pun demikian, Anjani yang sudah lari kesadarannya takpernah Jaka ketahui.

Hanya malam, angin, bulan, serta bintang gemintang ramai saling bercerita tentang kisah sepasang kekasih ini yang terpikat karena aksara awalnya. Namun, Anjani dan Jaka tetap takbergeming di ruang gelap menebus dosa cintanya entah sampai kapan.

Bekasi, 24 Januari 2016